Selasa, 28 September 2010

Tidak Semua Informasi Harus kita Bagi Komunikasi Antar Pribadi

BAB I
Pendahuluan

a. Latar Belakang
Komunikasi sebagai kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan individu berhubungan erat dengan perilaku individu itu sendiri. Perbedaan perilaku individu dalam melakukan komunikasi dan atau berhubungan dengan orang lain merupakan situasi yang berkaitan dengan psikologis individu. Secara spesifik ketika berkomunikasi dengan orang lain kita sering berada dalam konteks komunikasi tatap muka (interpersonal communication) padahal secara tidak sadar, kita telah melangsungkan percakapan yang serba komplek karena melibatkan faktor psikologis dan faktor lainnya. Proses penciptaan pesan, encoding, pengoperan simbol, decoding dan penangkapan pesan oleh indra dan proses pemaknaan pesan melalui otak telah melibatkan faktor psikologis manusia.
Pakar komunikasi Steve and Susan Beebe, Mark V. Redmond (1999 : 7) memberikan definisi mengenai komunikasi interpersonal. Menurutnya, “ interpersonal communication is a special form of human communication that occurs when we interect simultaneoussly with another person and mutually influence each other usually for the purpose of managing relationships.”
Tak Jauh berbeda, Joseph A. Devito (1989 : 4) dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book“ memberi definisi komunikasi interpersonal yaitu “the process of sending and receiving messages between two persons or among a small group of persons with some effect and some some immediately feedback.” Berdasarkan definisi diatas dapat dijabarkan bahwa komunikasi berlangsung antara dua orang atau pada kelompok kecil yang berbicara secara serius dengan umpan balik seketika dengan tujuan menjalin sebuah hubungan.
Dalam proses komunikasi antar pribadi kita saling mengungkapkan informasi satu sama dengan lainnya. Untuk mengungkapkan informasi pada orang lain, pertama kali kita harus menyadari siapa diri kita terlebih dahulu. Sedangkan kesadaran diri sendiri dipengaruhi oleh tingkat keterbukaan, dengan banyaknya informasi yang kita ketahui tentang diri sendiri.
Oleh karena itu keterbukaan kita sangat menentukan bagaimana kita berkomunikasi. Dalam berkomunikasi kita bisa memilih informasi mana yang hendak kita bagi dan mana yang hendak kita simpan sendiri. Untuk lebih memahami tahapan tahapan tersebut maka penulis membuat makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat membuat orang lebih menghargai satu dengan lainnya dan mengerti batasan batasan dalam berkomunikasi antar pribadi.
b. Substansi Masalah
Komunikasi bukan merupakan sesuatu yang sederhana dan mudah. Dalam berkomunikasi kita memerlukan sebuah kecakapan, pemahaman situasi dan strategi. Komunikasi akan berjalan dengan baik salah satunya jika kita bisa memilah milah informasi mana yang tepat dan tidak untuk dikomunikasikan. Namun ada kalanya kita memaksakan diri untuk mendapatkan informasi dari orang lain ketika melakukan proses komunikasi antar pribadi padahal partisipan komunikasi tersebut tidak menghendaki untuk membagi informasi tersebut.
Seperti yang terdapat pada salah satu prinsip dalam Teori Humanistik (Atkinson, 1990) yaitu perilaku manusia adalah aspek yang penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan memiliki kreativitas. Masalahnya bagaimana kita menghargai kreativitas tersebut. Sering kali kita lebih mementingkan ego dan kepentingan kita sendiri daripada menghargai sebuah proses yang disebut kebebasan untuk memilih ini. Padahal semua orang pasti tidak mau membeberkan informasi yang tidak dikehendaki oleh dirinya kecuali dalam keadaan terpaksa dan tertekan. Namun begitulah dinamika komunikasi, komunikasi bukanlah sesuatu yang statis melainkan sebuah proses dinamis yang memerlukan kecakapan dalam melakukannya.


BAB II
Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menggugah kesadaran orang bahwa kita tidak harus berbagi semua informasi dengan orang lain, selalu ada informasi dalam diri kita yang tidak bisa dibagi dengan orang lain. Menghargai keputusan orang lain untuk tidak memberikan sebuah informasi yang menurutnya tidak tepat untuk dibagi juga merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses komunikasi antar pribadi. Menghargai atau menghormati orang lain dalam berkomunikasi bukanlah merupakan hal yang sulit jika kita mengerti konsep dari komunikasi antar pribadi itu sendiri.
Dalam era pertukaran informasi yang sudah sangat cepat ini menuntut orang untuk bekerja secara cepat pula. Hal semacam inilah yang terkadang membuat seseorang lebih memprioritaskan kepentingan pribadi diatas orang lain. Mereka semua lupa akan satu hal, yaitu etika dalam berkomunikasi. Tidak akan ada orang yang tidak marah ketika privasi mereka menjadi konsumsi orang lain. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan sikap saling menghargai dan menghormati antara partisipan komunikasi. Karena menghormati orang lain merupakan hal yang berada diatas kepentingan dan egoisme diri untuk mendapatkan sebuah informasi.







BAB III
Pembahasan

Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Jika menurut persepsi komunikator reaksi komunikan menyenangkan maka ia akan merasa bahwa komunikasinya telah berhasil.
Diri pribadi adalah suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang untuk dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki kekhasan sendiri sebagai manusia ini, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa kepribadian.Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri pribadi setiap manusia, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi ini pada dasarnya adalah suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri.
Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang berkomunikasi. Diatas tadi juga sudah disebutkan bahwa mengungkapkan informasi pada orang lain, pertama kali kita harus menyadari siapa diri kita. Sedangkan untuk memikirkan tentang ‘siapa’ kita maka penting bagi kita untuk:
• memertanyakan informasi tentang diri sendiri
• mendengarkan tentang segala hal yang dapat meningkatkan kesadaran kita tentang diri sendiri (self awareness)
Kesadaran Pribadi (self-awarness) sendiri adalah cara-cara yang kita gunakan untuk membedakan individu satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian diri adalah suatu pengertian yang mengacu pada identitas spesifik dari individu. Fisher menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep diri, self-esteem, dan multiple selves.
Joseph Luft dan Harry Ingham merangkum bagaimana kesadaran diri kita yang dipengaruhi oleh tingkat keterbukaan, dengan banyaknya informasi yang kita ketahui tentang diri sendiri dalam sebuah konsep yang disebut Johari Windows. Disebut Johari Window, karena menyerupai jendela,yang mana jendela - jendela tersebut mencerminkan diri kita, termasuk segala sesuatu tentang kita,bahkan yang belum kita lihat maupun kita sadari. Definisi dari model Johari Windows sendiri Adalah model pengungkapan diri yang mencerminkan adanya gerakan informasi tentang diri sendiri yang semula tidak diketahui sampai pada sesuatu yang disembunyikan bahkan pada suatu keterbukaan.
Satu poros terbagi dalam segala sesuatu yang kita ketahui tentang diri sendiri maupun segala sesuatu yang tidak kita ketahui tentang diri sendiri. Pada poros yang lain menunjukkan apa yang boleh dan tidak boleh diketahui tentang diri kita. Potongan dari kategori-kategori ini menciptakan empat kuadran jendela. Agar lebih jelas, modelnya adalah sebagai berikut.







- Jendela pertama atau Kuadran pertama merupakan Public Arena atau area publik. Daerah terbuka berisi informasi tentang diri kita yang boleh diketahui oleh orang lain dan yang juga kita sadari, misalnya kondisi hari ini, kesehatan dan semua yang umum tentang diri kita.
- Kuadran kedua atau jendela kedua adalah daerah buta atau blindspot. Bagian kedua jendela ini berisi informasi-informasi yang diketahui orang lain tentang kita,sementara kita sendiri tidak mengetahuinya. Misalnya saa kita tidak tahu bagaimana pendapat orang trntang diri kita diluar sana.
- Jendela ketiga adalah daerah tersembunyi atau private. Jendela ini berisi informasi yang kita ketahui tentang diri kita sendiri,tetapi orang lain tidak mengetahuinya. Misalnya saja orang lain tidak tahu tentang pikiran kita jika kita tak membaginya dengan orang lain.
- Jendela keempat adalah daerah yang tidak diketahui atau unknown. Jendela ini berisi informasi yang tidak diketahui, baik oleh kita sendiri maupun orang lain. Contohnya saja bagaimana nasib kita kedepan.
Jendela ketigalah yang akan kita bahas secara mendalam. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa kuadran ketiga adalah daerah privat seseorang, dimana informasi mengenai apa yang tidak layak diketahui orang lain tentang diri kita tersimpan. Kita mungkin berpikir tentang banyaknya kenyataan, pikiran, perasaan dan fantasi yang tidak kita inginkan untuk diketahui orang lain. Mungkin perasaan kita tentang orang lain, atau sesuatu pengalaman pribadi di masa lalu ,yang kita malu untuk berbagi dengan orang lain. Intinya di sini, bukan berarti kita harus berbagi semua informasi di daerah tersembunyi ini dengan orang lain. Ini sangat berguna untuk mengetahui bahwa selalu ada informasi yang ada dalam diri kita yang tidak bisa dibagi dengan orang lain.
Salah satu ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut de Vito dalam Tamsil (2005:30) adalah openness atau keterbukaan. Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan. Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
Sebuah keterbukaan memerlukan kejujuran dari hati tiap orang dan bukan merupakan keterpaksaan. Maka jika kita memaksakaan mendapatkan informasi dari seseorang padahal dia tidak menghendaki, sama saja kita tidak menjalankan apa yang disebut dengan komunikasi yang efektif menurut de Vito.
De Vito sendiri juga menyebutkan bahwa dalam menjalankan komunikasi yang efektif diperlukan sebuah rasa empati, dalam artian bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Memahami orang lain itulah kuncinya. Hal inilah yang harus ditanamkan tiap orang ketika berusaha untuk menjalin sebuah komunikasi yang efektif.
Hal yang tidak kalah penting menurut de Vito adalah dukungan atau supportiveness. Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya harus saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif.
Semua hal diatas merupakan aspek penting yang mutlak dipahami dan diterpkan agar sebuah komunikasi dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Orang secara normal tidak akan mengharapkan komunikasi yang dijalankannya berakhir dengan sebuah kegagalan, mereka pasti berharap komunkasi yang dilakukannya berjalan dengan baik dan efektif. Walaupun dalam kenyataannya semua itu tidak selalu mudah untuk dilakukan. Namun itulah dinamika komunkasi, tidak ada komunkasi yang selalu berjalan dengan mulus, semua pasti memliki hambatan masing-masing dan tergantung bagaimana kita mengatasinya.

BAB IV
Kesimpulan

Ketika kita ingin mengungkapkan informasi pada orang lain, pertama kali kita harus menyadari siapa diri kita sendiri terlebih dahulu. Elemen yang mutlak ada dalam menyadari diri kita adalah sebuah keterbukaan, seperti yang sudah diungkapkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham. Salah satu yang diungkapkan oleh mereka adalah area dimana kita memiliki sebuah ruang untuk menyimpan hal-hal yang bersifat pribadi atau privat. Area ini ada ditiap diri seseorang. Area ini akan terpelihara jika ada sebuah rasa saling memahami dan empati dalam sebuah proses komunikasi antar pribadi. Area ini menerangkan bahwa selalu ada informasi yang ada dalam diri kita yang tidak bisa dibagi dengan orang lain. Menghargai seseorang dalam berkreativitas membangun sebuah komunikasi dengan apa yang hendak dia bagikan atau tidak jauh lebih penting daripada sekedar mendapatkan informasi yang berharga sekalipun. Tak akan ada komunkasi yang efektif tanpa sebuah rasa saling menghormati dan memahami antara partisipan komunkasi. Jadi jangan paksakan kehendak atau ego kita demi mendapat sebuah informasi yang sebenarnya tidak ingin dibagi oleh orang lain. Komunkasi akan lebih indah dengan adanya rasa saling menghormati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar