Kamis, 25 Maret 2010

Media Diminta Jangan Bikin Stigma Negatif Atas Jenggot & Cadar




Media dalam pemberitaannya kerap mencitrakan simbol agama, seperti pengajian, jenggot, cadar, jilbab, dengan aksi terorisme. Masyarakat meminta media adil dan berimbang

Ketua RT 02/05 Gang Asem, Jalan Setiabudi, Pamulang, Tangerang, Hermawan, yang letak rumahnya tidak jauh dari TKP terbunuhnya tersangka “teroris” oleh Densus-88, resah dengan pemberitaan media massa yang dinilainya kurang berimbang.

Ia mengaku pernah melihat pengajian yang kerap digelar di rumah Fauzi. Tapi menurut Hermawan, itu pengajian biasa, dan hal itu tidak bisa langsung dikatakan sebagai gerakan penyelundupan gerakan terorisme, meski dia juga tidak menampik jika kemungkinan itu tetap ada.

"Saya melihat pengajian biasa. Pada waktu sholat mereka juga ikut berjamaah di masjid kompleks. Mereka menegur dan menyapa, tidak ada yang mencurigakan," kata Hermawan, sebagaimana dikutip dari Hidayatullah.

Hermawan mengimbau warganya untuk tidak ikut tersulut pola pikir dan stigmatisasi pada pemberitaan di media yang kerap mengaitkan simbol agama Islam, seperti pengajian, jilbab, sorban, cadar, jenggot, dan semacamnya, dengan gerakan terorisme.

"Seperti jilbab, kan keharusan untuk perempuan. Jenggot, sunah untuk laki-laki. Saya sendiri kalau ada tumbuh jenggot, saya pelihara. Jadi harus tetap berimbang menilai. Islam tidak mengajarkan kekerasan," tukas Hermawan.

Selain itu, Hermawan juga meminta kepada warga agar tidak asal-asalan memilih tempat belajar agama dan mengaji. Ia meminta agar masyarakat tidak mudah percaya kepada orang yang tidak dikenal dan tidak diketahui latar belakangnya.

(muslimdaily/hid)

tamabahan dari Editor:
Saya juga kesal dengan perilaku orang orang yang setelah kejadian Penggrebekkan Ibrohim di Kedu. Ada sejumlah "ognum" yang disinyalir mendata orang orang yang berjenggot dan menggunakan celana "cingkrang" atau bahasa Islamnya tidak mengisbal. Seolah olah mereka adalah calon calon teroris yang layak dicurigai sebagai anggota Sebuah sindikat teroris. Sungguh ironi karena seharusnya semua umat muslim seperti itu tapi malah sekarang yang terjadi sebaliknya. Bumi seakan diputar 180 derajat, mereka yang menggunakan atribut seperti itu dicap sebagai teroris.
SEMUA ITU SALAH BESAR!
Saya yakin ini semua tahap pelemahan Islam yang dilakukan oleh antek antek Yahudi. Saya merasa kasihan terhadap orang orang yang masih berfikir seperti itu. Mungkin mereka belum diberi hidayah oleh ALLAH sehingga mereka belum tahu.
Semoga posting ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Marimari kita menjadi bagian dari kebangkitan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar